Anggota Kelompok :
1. Bernadeth Adinda Hemas (11513710)
2. Citra Febiarini (11513940)
3. Juanita Riry (14513707)
4. Muhammad Azhar (15513848)
5. Rama Dhyansah HN (17513223)
6. Rika Hidayah (17513694)
7. Tristanty Rahayu (18513998)
Kelas : 3PA14
A.
Rational Emotive Therapy
1. Pengertian
Terapi Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi yang
berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk
berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia
memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia,
berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh
dan mengaktualkan diri. Akan tetapi manusia juga memiliki
kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran,
berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan yang tidak berkesudahan,
takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri serta menghindari pertumbuhan
dan aktualisasi diri.
2. Tujuan Rational Emotive
Therapy
Untuk meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien
dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik. Terapi
ini mendorong suatu revaluasi filosofis dan ideologis berlandaskan asumsi bahwa
masalah-masalah manusia berakar secara filosofis. Terapi Emotif Rasional tidak
diarahkan semata-mata pada penghapusan gejala, tetapi untuk mendorong klien
agar menguji secara kritis nilai-nilai dirinya yang paling dasar.
3. Teknik-teknik
yang digunakan dalam Rational Emotive Therapy (RET)
a. Teknik
Pengajaran
Dalam konseling rasional emotif
konselor mengambil peranan lebih aktif dari klien. Maka dari itu teknik
pengajaran disini memberikan keleluasaan kepada konselor untuk berbicara serta
menunjukkan sesuatau kepada klien, teruatama menunjukkan bagaimana
ketidaklogisan berfikir itu secara langsung menimbulkan gangguan emosional
kepada klien.
b. Teknik
Konfrontasi
Dalam teknik konfrontasi ini,
konselor menyerang ketidaklogisan berfikir klien dan membawa klien kearah
berfikir logis empiris.
c. Teknik
Persuasif
Teknik persuasif, yaitu meyakinkan
klien untuk mengubah pandangannya, karena pandangan yang ia kemukakan itu tidak
benar. Konselor langsung mencoba meyakinkan dan mengemukakan berbagai
argumentasi untuk memunjukkan apa yang diannggap oleh klien benar tidak bisa
diterima atau tidak benar.
d. Teknik
pemberian tugas
Dalam teknik ini konseor menugaskan
klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata. Teknik ini
bisa dilakukan dengan menugaskan kepada klien untuk bergaul kepada anggota
masyarakat kalau mereka merasa dikucilkan dalam pergaulan, membaca buku untuk
memperbaiki kekeliruan cara berfikirnya
B.
PSIKOTERAPI
TERAPI PERILAKU (BEHAVIOUR THERAPY)
1. Pengertian
Terapi
perilaku (Behaviour therapy, behavior
modification) adalah pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh Teori
Belajar (learning theory) yang
bertujuan untuk menyembuhkan psikopatologi seperti; depression, anxiety disorders, phobias, dengan memakai tehnik yang
didisain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku
yang tidak diinginkan.
2. Bentuk
bentuk terapi Perilaku
a. Sistematis
Desensitisasi,
Jenis terapi perilaku yang
digunakan dalam bidang psikologi untuk membantu secara efektif mengatasi fobia
dan gangguan kecemasan lainnya. Dalam metode ini, pertama-tama klien diajarkan keterampilan
relaksasi untuk mengontrol rasa takut dan kecemasan untuk fobia spesifik. Klien
dianjurkan menggunakannya untuk bereaksi terhadap situasi dan kondisi sedang
ketakutan. Tujuan dari proses ini adalah bahwa seorang individu akan belajar
untuk menghadapi dan mengatasi phobianya, yang kemudian mampu mengatasi rasa
takut dalam phobianya.
Fobia spesifik merupakan salah satu
gangguan mental yang menggunakan proses desensitisasi sistematis. Ketika
individu memiliki ketakutan irasional dari sebuah objek, seperti ketinggian,
anjing, ular, mereka cenderung untuk menghindarinya.
b. Exposure
and Response Prevention (ERP),
untuk berbagai gangguan kecemasan,
terutama gangguan Obsessive Compulsive.
Metode ini berhasil bila efek terapeutik yang dicapai ketika subjek
menghadapirespons dan menghentikan pelarian. Metodenya dengan memaparkan pasien
pada situasi dengan harapan muncul kemampuan menghadapi respon (coping) yang
akan mengurangi mengurangi tingkat kecemasannya. Sehingga pasien bisa
belajar dengan menciptakan coping strategy terhadap keadaan yang bisa
menyebabkan kecemasan perasaan dan pikiran. Coping strategy ini dipakai untuk mengontrol situasi, diri sendiri
dan yang lainnya untuk mencegah timbulnya kecemasan.
c. Modifikasi
perilaku
Menggunakan teknik perubahan
perilaku yang empiris untuk memperbaiki perilaku, seperti mengubah perilaku
individu dan reaksi terhadap rangsangan melalui penguatan positif dan negatif.
d. Flooding
Teknik psikoterapi yang digunakan
untuk mengobati fobia. Ini bekerja dengan mengekspos pasien pada keadaan yang
menakutkan mereka.
C. TERAPI KELOMPOK
1. Pengertian
Konsep terapi kelompok (Group
Psychotherapy) menurut Shertzer dan Stone adalah aplikasi prinsip-prinsip
terapeutik ke dalam dua atau lebih individu secara bersamaan untuk mengklarifikasi
konflik psikologis individu sehingga individu dapat hidup secara normal.
Terapi kelompok adalah modalitas
pengobatan yang melibatkan sekelompok kecil anggota dan satu atau lebih
therapistis dengan pelatihan khusus dalam terapi kelompok.
2. Terapi
kelompok digunakan dalam :
a) Pengobatan
terhadap gangguan yang gagal ketika terapi individual.
b) Keterbukaan
pada dunia sosial
c) Penerimaan
diri seseorang
d) Dukungan
terhadap orang lain.
e) Bentuk-bentuk
Terapi Kelompok
Terapi kelompok terdiri atas beberapa
bentuk, sebagian besar berasal dari tiga jenis terapi individual yaitu:
kelompok eksplorasi interpersonal. Kelompok bimbingan-inspirasi dan terapi
berorientasi psikoanalitik.
a. Kelompok
Eksplorasi Interpersonal
Tujuannya adalah mengembangkan
kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif
dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung oleh kerena itu,
utuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.
b. Kelompok
Bimbingan-Inspirasi
Kelompok yang sangat terstruktur,
mendukung, dan memaksimalkan nilai diskusi di dalam kelompok dan persahabatan.
Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali kerena
individu mempunyai problem yang sama.
c. Terapi
Berorientasi Psikoanalitik
Suatu teknik kelompok dengan
struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik
yang disadari pasien dan memprosesnya dari observasi
interaksi antar anggota kelompok.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar