Minggu, 05 Juni 2016

Tugas Softskill 3

Anggota Kelompok :
        1.      Bernadeth Adinda Hemas      (11513710)
        2.      Citra Febiarini                         (11513940)
        3.      Juanita Riry                             (14513707)
        4.      Muhammad Azhar                  (15513848)
       5.      Rama Dhyansah HN               (17513223)
       6.      Rika Hidayah                          (17513694)
       7.      Tristanty Rahayu                     (18513998)

Kelas   : 3PA14
A.    Rational Emotive Therapy
       1.      Pengertian
Terapi Emotif Rasional adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan diri. Akan tetapi manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan yang tidak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri.
         2.      Tujuan Rational Emotive Therapy
Untuk meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik. Terapi ini mendorong suatu revaluasi filosofis dan ideologis berlandaskan asumsi bahwa masalah-masalah manusia berakar secara filosofis. Terapi Emotif Rasional tidak diarahkan semata-mata pada penghapusan gejala, tetapi untuk mendorong klien agar menguji secara kritis nilai-nilai dirinya yang paling dasar.
3.      Teknik-teknik yang digunakan dalam Rational Emotive Therapy (RET)
a.       Teknik Pengajaran
Dalam konseling rasional emotif konselor mengambil peranan lebih aktif dari klien. Maka dari itu teknik pengajaran disini memberikan keleluasaan kepada konselor untuk berbicara serta menunjukkan sesuatau kepada klien, teruatama menunjukkan bagaimana ketidaklogisan berfikir itu secara langsung menimbulkan gangguan emosional kepada klien.
b.      Teknik Konfrontasi
Dalam teknik konfrontasi ini, konselor menyerang ketidaklogisan berfikir klien dan membawa klien kearah berfikir logis empiris.
c.       Teknik Persuasif
Teknik persuasif, yaitu meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya, karena pandangan yang ia kemukakan itu tidak benar. Konselor langsung mencoba meyakinkan dan mengemukakan berbagai argumentasi untuk memunjukkan apa yang diannggap oleh klien benar tidak bisa diterima atau tidak benar.
d.      Teknik pemberian tugas
Dalam teknik ini konseor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata. Teknik ini bisa dilakukan dengan menugaskan kepada klien untuk bergaul kepada anggota masyarakat kalau mereka merasa dikucilkan dalam pergaulan, membaca buku untuk memperbaiki kekeliruan cara berfikirnya



B.     PSIKOTERAPI TERAPI PERILAKU (BEHAVIOUR THERAPY)
       1.      Pengertian
Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior modification) adalah pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar (learning theory) yang bertujuan untuk menyembuhkan psikopatologi seperti; depression, anxiety disorders, phobias, dengan memakai tehnik yang didisain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.  
2.      Bentuk bentuk terapi Perilaku
a.       Sistematis Desensitisasi, 
Jenis terapi perilaku yang digunakan dalam bidang psikologi untuk membantu secara efektif mengatasi fobia dan gangguan kecemasan lainnya. Dalam metode ini, pertama-tama klien diajarkan keterampilan relaksasi untuk mengontrol rasa takut dan kecemasan untuk fobia spesifik. Klien dianjurkan menggunakannya untuk bereaksi terhadap situasi dan kondisi sedang ketakutan. Tujuan dari proses ini adalah bahwa seorang individu akan belajar untuk menghadapi dan mengatasi phobianya, yang kemudian mampu mengatasi rasa takut dalam phobianya.
Fobia spesifik merupakan salah satu gangguan mental yang menggunakan proses desensitisasi sistematis. Ketika individu memiliki ketakutan irasional dari sebuah objek, seperti ketinggian, anjing, ular, mereka cenderung untuk menghindarinya.
b.      Exposure and Response Prevention (ERP),  
untuk berbagai gangguan kecemasan, terutama gangguan Obsessive Compulsive. Metode ini berhasil bila efek terapeutik yang dicapai ketika subjek menghadapirespons dan menghentikan pelarian. Metodenya dengan memaparkan pasien pada situasi dengan harapan muncul kemampuan menghadapi respon (coping) yang akan mengurangi mengurangi tingkat kecemasannya.  Sehingga pasien bisa belajar dengan menciptakan coping strategy terhadap keadaan yang bisa menyebabkan kecemasan perasaan dan pikiran.  Coping strategy ini dipakai untuk mengontrol situasi, diri sendiri dan yang lainnya untuk mencegah timbulnya kecemasan.
c.       Modifikasi perilaku
Menggunakan teknik perubahan perilaku yang empiris untuk memperbaiki perilaku, seperti mengubah perilaku individu dan reaksi terhadap rangsangan melalui penguatan positif dan negatif.
d.      Flooding
Teknik psikoterapi yang digunakan untuk mengobati fobia. Ini bekerja dengan mengekspos pasien pada keadaan yang menakutkan mereka. 

C.    TERAPI KELOMPOK
            1.      Pengertian
Konsep terapi kelompok (Group Psychotherapy) menurut Shertzer dan Stone adalah aplikasi prinsip-prinsip terapeutik ke dalam dua atau lebih individu secara bersamaan untuk mengklarifikasi konflik psikologis individu sehingga individu dapat hidup secara normal.
Terapi kelompok adalah modalitas pengobatan yang melibatkan sekelompok kecil anggota dan satu atau lebih therapistis dengan pelatihan khusus dalam terapi kelompok.
            2.      Terapi kelompok digunakan dalam :
a)      Pengobatan terhadap gangguan yang gagal ketika terapi individual.
b)      Keterbukaan pada dunia sosial
c)      Penerimaan diri seseorang
d)     Dukungan terhadap orang lain.
e)      Bentuk-bentuk Terapi Kelompok
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari tiga jenis terapi individual yaitu: kelompok eksplorasi interpersonal. Kelompok bimbingan-inspirasi dan terapi berorientasi psikoanalitik.
a.       Kelompok Eksplorasi Interpersonal
Tujuannya adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung oleh kerena itu, utuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.
b.      Kelompok Bimbingan-Inspirasi
Kelompok yang sangat terstruktur, mendukung, dan memaksimalkan nilai diskusi di dalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali kerena individu mempunyai problem yang sama.
c.       Terapi Berorientasi Psikoanalitik
Suatu teknik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik yang  disadari  pasien dan memprosesnya dari observasi interaksi antar anggota kelompok.

Sumber :



0 komentar:

Posting Komentar