Nama
: Tristanty Rahayu
Kelas
: 2PA14
NPM
: 18513998
Tugas
ke 3 Kesehatan mental
1. Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
A.
Model
Hubungan Interpersonal
Ada 4 model hubungan
interpersonal yaitu :
1.
Model
Pertukaran Sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal disamakan
dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu
yang memenuhi kebutuhannya. Dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran
(akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil atau laba (ganjaran
dikurangi biaya).
2.
Model
Peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan
sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai
naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki keterampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan.
Tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan.
Sementara itu keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3.
Model
Permainan (games people play model)
Model permainan menggunakan
pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam
berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permainan. Kepribadian
dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian :
Ø
Kepribadian
orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima
dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
Ø
Kepribadian
orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
Ø
Kepribadian
anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang
mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
4. Model
Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat struktural,
integratif dan medan.
B.
Memulai
hubungan
1.
Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga
dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari
proses perkenalan
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah
bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh
hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan.
C.
Hubungan
Peran
v
Model
peran.
Menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan
peranannya.
v
Konflik
Konflik Interpersonal
adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda
status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
v
Adequacy
peran dan Autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan perilaku
yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik
secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (
ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus
lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka
sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
D. Intimacy dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya
tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau
terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita,
sedangkan orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan
kita, dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan,
persahabatan, dan percintaan. Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim
tersebut sebagai berikut :
o
Persaudaraan
o
Persahabatan
o
Percintaan
E.
Intimacy
dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran,
untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak
akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa
kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Namun, respon
alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini
dapat disebabkan karena :
(1)
kita
tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2)
kita
tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3)
kita
tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia.
(4)
kita
dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5)
kita
memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
Dalam hal inilah keutamaan cinta
dibutuhkan.
2.
Cinta
dan Perkawinan
A. Memilih Pasangan
Banyak orang yang pikirannya
terlalu pendek dalam hal memilih pasangan sehingga gagal dalam pernikahannya.
Prinsipnya adalah jika hanya berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi
(kecantikan atau ketampanan dan kekayaan) maka akan sangat sulit dalam
menjalani hari-hari berumah tangga nantinya. Karena semua itu hanya bersifat
sementara dan sangat mudah berubah. Jika jatuh cinta hanya karena melihat dari
segi kecantikan atau ketampanan dan kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat
mudah berkurang bahkan hilang. Jika memang cinta pada seseorang maka lahirlah
ketampanan atau kecantikan, bukan sebaliknya. Masalah fisik, banyak yang berkata
bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula
sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu
cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan
protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.
Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya
memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya.
B. Hubungan dalam Perkawinan
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan
merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu
pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan
bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
C. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam
Perkawinan
Dua individu harus saling dapat mengembangkan
diri untuk kemajuan perkawinannya. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur
dari ketergantungan pasangan. Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam
sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan
lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita
belum melakukan penyesuaian. Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam
sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan
mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi
merusak hubungan.
D. Perceraian dan Pernikahan kembali
Apa yang akan mempengaruhi
seseorang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang
wanita muda yang menikah lagi karena tidak memiliki anak dari pernikahan
sebelumnya. Faktor pendidikan, pendapatan dan sosial juga bisa menjadi penyebab
seseorang untuk menikah lagi. Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik
yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Semua hal yang telah kita miliki dan
nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya,
Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena ketampanan,
kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu
yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai
daya tarik yang lebih kuat dan jika sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai
menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita
lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
E. Alternatif selain Pernikahan
Ada beberapa orang yang
memutuskan untuk tidak memiliki pasangan. Mungkin mereka beranggapan bahwa
ketika kehidupan itu kita jalani dengan pasangan akan terasa sulit karena
menemukan berbagai persoalan yang nantinya kemungkinan bisa saja kita hadapi. Pertunangan
merupakan alternatif lain. Melajang adalah salah satu alternatif untuk tidak
menikah. Akan tetapi hakikatnya menikah itu adalah ibadah. Hidup akan lebih indah
melalui segala bentuk kehidupan bersama pasangan. Seseorang yang memutuskan
untuk sendiri (single life) bisa saja disebabkan karena traumatik tersendiri
yang pernah mereka rasakan sehingga membuatnya untuk tidak berani lagi memulai
hidup secara bersama. Pengalaman memang berperan penting dalam kelangsungan
hidup seseorang. Pernikahan bisa mengubahnya menjadi lebih kuat namun
tidak sedikit yang lemah karenanya. Membuat seseorang takut memulai, namun juga
menimbulkan arti yang mendalam. “Pernikahan yang sukses adalah seperti tenunan
dalam beludru kehidupan praktis. Seperti nada harmoni yang dipetik hubungan realistis.
Dan pernikahan yang sukses adalah hasil gabungan cinta, penghormatan,
kesetiaan, dan sikap saling mendukung”.
Daftar pustaka :
0 komentar:
Posting Komentar