A. Alam Semesta dan Isinya
baik Mikrokosmos maupun Makrokosmos
a.
Alam
Semesta
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi.
B. TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA
1. Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu
Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon
Laplace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya
tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796 dengan nama Nebular
Hypothesis.
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh
beberapa ahli seperti James Clark Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa
bila bahan pembentuk planet terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu
cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran
(kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20
percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin Laplace,
menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari tekah merusak proses
pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin
gas dapat membeku membantuk planet.
2. Teori Planetisimal
Teori planetisimal pertama kali dikemukakan oleh
Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis
planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang
lain yang hampir menabrak matahari.
3. Teori Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan
oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut
bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak
pada jumlah awalnya matahari.
4. Teori Kondensasi
Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom
Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis
kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang
berputar membentuk cakram raksasa.
5. Teori Bintang Kembar
Menurut teori bintang kembar, awalnya ada dua buah
bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak
dan berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi dari bintang kedua, maka
kepingan-kepingan itu bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah
menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.
6. Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)
Pada awal abad ke-21 muncul teori ledakan maha dahsyat
Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar
tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketaidaan sebagai hasil dari
ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa
maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap suatu atom maha padat dengan
ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya
mneghasilkan ledakan maha dahsyat.
C. Anggota
Sistem Tata Surya seperti Bintang / Matahari, Planet, Asteroid, Komet dan
Meteor
ANGGOTA
TATA SURYA
1.
Matahari
Matahari adalah bintang induk tata surya dan merupakan
komponen utama sistem tata surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi.
Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang
dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi
elektromagnetik, termasuk spektrum optik.
- Matahari adalah pusat dari tata surya. Matahari merupakan sebuah bintang yang tidak berbeda dengan bintang lainnya.
- Matahari adalah suatu bola gas panas yang memancarkan sendiri sumber energi ke segala arah.
- Matahari merupakan pusat tata surya.
- Bagi kita matahari itu super besar tetapi ternyata di jagat raya Matahari termasuk bintang yang berukuran kecil.
- Ukuran garis tengahnya 100 kali lebih besar dari bumi, sehingga jika Matahari itu kita anggap sebagai wadah kosong, matahari dapat menampung lebih dari 1 juta bumi.
- Matahari dan energi yang dipancarkan lah yang menjamin kehidupan manusia di muka bumi.
2.
Planet-Planet
a.
Merkurius
Merkurius adalah planet dalam yang terkecil dan termasuk
paling dekat dengan Matahari, jarak rata-rata ke matahari 58 juta Km, dan
memiliki garis tengah 4.880 Km. Merkurius tidak mengandung atmosfer, suhu
disekitar planet berkisar antara 200 C-400 C. Gravitasi merkurius kurang lebih
hanya sepertiga kali gravitasi bumi.
b.
Venus
Planet ini merupakan planet terdekat dengan bumi, ia
memiliki garis tengah sepanjang 12.104 Km. Jarak rata-rata ke Matahari 106 Km,
periode revolusinya 224 hari, gravitasi venus 2300 dan tekanan udaranya 20
atmosfer (20 kali tekanan udara di bumi), permukaan Venus ditutupi awan tebal
sehingga mencapai 48 Km. Yang menarik hasil pengamatan beberapa pesawat ruang
angkasa terdapat formasi batuan muda dan pegunungan tua, atmosfernya berwujud
debu kering yang meliputi CO2, N, dan O2.
c.
Bumi
Bumi merupakan planet ukuran ketiga, dan satu-satunya planet
yang dihuni oleh makhluk hhidup dan terdiri komposisi sebagai berikut :
- Lapisan biosfer, terdiri dari unsur nikel dan ferum, dan tebalnya kurang lebih 3.470 Km.
- Lapisan antara memiliki tebal kurang lebih 1.700 Km dan terdiri dari batuan meteorit.
- Lapisan litosfer yang terdiri dari lapisan Sial karena terdiri dari SiO2 dan Al2 dan O3 dan bagian SiMa yang terdiri dari SiO2 dan MgO serta Al2O3, tebal antara Sial dan sima tidak teratur, dipegunungan letaknya sangat dalam sedangkan di laut bagian Sial langsung berhubungan dengan Sima.
Planet bumi merupakan planet yang istimewa, karena bumi
kbukan hanya tempat hidup manusia semata, tapi juga makhluk hidup lainnya
berkembang biak dengan baik, Planet bumi memiliki satelit, yaitu bulan.
d.
Mars
Mars dilihat dari lintasnnya antara Bumi dan Matahari juga
termasuk planet yang terdekat dengan Bumi, jarak rata-rata planet Mars dengan
Matahari 228 Km, beredar mengelilingi Matahari dalam waktu 687 hari, waktu rotasinya
24 jam 37 menit 21 detik. Seperti planet lain Mars memiliki dua satelit, yaitu;
Deimos,
berdimendi 10x12x16 Km dan periode orbitnya 30,3 hari. Deimos terbit dan
terbenam seperti bulan di Bumi.
e.
Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar, ia memiliki diameter
130.000 Km. Jarak rata-rata ke matahari kurang lebih sekitar 778 juta Km, dan
struktur yupiter hampir sama dengan struktur matahari, yang kebanyakan terdiri
dari hidrogen serta campurannya, yaitu NH3, Amoniak, Helium, dan Metan.
f.
Saturnus
Planet saturnus planet kedua terbesar setelah Yupiter, jarak
rata-rata ke matahari kurang lebih 1.426 Km, jangka revolusi planet ini adalah
29,5 tahun dan waktu yang diperlukan untuk berputar pada sumbunya adalah 10
jam. Saturnus memiliki 17 satelit, dan beberapa yang paling menonjol adalah
Titan, Tethys, Rea, Dione, dan tiga cincin indah, ketiga cincin tersebbut dapat
diurai sebagai berikut:
- Cincin A merupakan cincin luar yang garis tengahnya 260.000 Km.
- Cincin B merupakan cincin tengah yang memiliki diameter sekitar 152.000 Km.
- Cincin C merupakan cincin yang garis tengahnya 160.000 Km.
g.
Uranus
Uranus memiliki jarak rata-rata dengan matahari sekitar
2.869 juta Km, beredar mengelilingi Matahari dalam waktu 84 tahun dengan
kecepatan rotasi 11 jam. Planet ini berdiameter 49.700 Km, pada planet ini
ditemukan unsur helium, hidrogen dan metan. Planet ini mempunyai lima satelit,
yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Keistimewaan planet ini
adalah letak sumbu rotasinya sebidang dengan bidang revolusinya, pada uranus,
matahari bergeser dari utara ke selatan dalam periode revolusinya.
h.
Neptunus
Planet Neptunus adalah planet yang terjauh dengan matahari,
jaraknya sekitar 4.495 juta Km dengan matahari, dan beredar mengelilingi
matahari dalam waktu 165 Tahun. Waktu rotasinya 15 jam. Satelit yang dimiliki
Neptunus ada dua, yaitu Triton yang berdiameter 4.000 Km, mempunyai atmosfer,
dan bentuknya mirip pluto, sedangkan Nereid diameternya 2000 Km, letaknya lebih
jauh dari bumi bila dibandingkan dengan triton.
3.
Meteoroid
Pada malam hari, kadang-kadang
terlihat titik cahaya berkelebat di langit. Orang biasa menyebutnya “bintang
jatuh”. Benda langit tersebut ialah meteoroid. Meteoroid ialah kumpulan
batu-batu kecil yang terapung di ruang angkasa. Umumnya meteoroidmengandung
besi, nikel, dan unsur-unsur logam lain. Meteoroid berasal dari sabuk asteroid.
Jika meteoroid bergerak mendekati bumi akibat gaya gravitasi bumi, meteoroid
tersebut akan ditarik masuk ke atmosfer bumi. Akibatnya, terjadi gesekan antara
meteoroid dan molekul-molekul udara di dalam atmosfer sehingga menyebabkan
meteoroid terbakar dan menjadi meteor atau “bintang jatuh”. Kebanyakan
meteoroid akan habis terbakar menjadi debu di atmosfer sebelum sampai ke
permukaan bumi. Meteoroid yang berhasil sampai ke permukaan bumi dan tidak
habis terbakar di atmosfer disebut meteorit. Meteorit yang sangat besar jika
jatuh di bumi membentuk kawah meteorit. Salah satu contoh kawah meteorit
terdapat di Arizona dengan kedalaman 200 m. Kawah itu terbentuk ketika meteorit
sebesar 50.000 ton menabrak bumi sekitar 25.000 tahun yang lalu.
4. Asteroid
Asteroid merupakan materi batuan yang kedudukanya terletak
diantara Mrs dan Yupiter. Materi dari asteroid tersebut sebagian gagal menjadi
planet karena adanya gaya gravitasi Yupiter yang sangat kuat dan berlangsung
secara terus menerus menghancurkan sebagian lain materinya. Akibatnya hamparan
materi itu menjadi sabuk asteroid, yang sekarang menjadi bongkahan cincin
raksasa dan serpihan batuan.
Asteroid menempati sabuk utama yang berada diantara orbit
Mars dan Yupiter. Asteroid pertama kali ditemukan 1 januari 1801. Di antara
pecahannya, batuan terbesar dinamakan Ceres yang bergaris tengah 480 mil,
mengelilingi matahari dalam waktu 4,5 tahun.
Asteroid juga merupakan benda angkasa yang ukurannya kecil,
namun jumlahnya milyaran.Asteroid sendiri berupa batu-batuan yang juga bergerak
mengelilingi Matahari, ukurannya sangat kecil, atau istilah lainyya disebut
bintang kerdil dengan diameter lebih dari 240 Km.
5. Komet
Komet merupakan kumpulan bongkahan batuan yang diselubungi
kabut gas, ketika mendekati matahari, komet mengeluarkan gas yang bercahaya
pada bagan kepala, dan semburan cahaya pada ekornya. Diameter komet termasuk
selubung gas kurang lebih sejauh 100.000 Km. Semakin dekat komet dengn matahari
semakin besar pula tekanan cahaya matahari yang diterimanya dan akan semakin
panjang ekornya. Ekor komet teridiri dari CO, CH, dan gas labil CH2 juga H2O
Komet dalam bahasa yunani artinya bintang berekor dan komet
ini adalah benda angkasa yang tidak padat terbentuk dari pecahan bahan yang
sangat kecil yaitu debu, temperatur dengan gas yang sangat tipis, sehingga gaya
gravitasinya sangat lemah. Ada dua jenis komet, yaitu
Ø Komet Berekor
Komet berekor yaitu komet yang lintasannya berbentuk elips,
komet ini bila lintasanya dekat dengan matahari akan melepaskan gas yang
diabsorsi diaerah dingin untuk membentuk ekor.
Ø Komet Tak Berekor
Komet tak berekor yaitu komet yang lintasannya sangat pendek
sehingga tidak memiliki kesempatan mengabsorsi gas di daerah dingin.
D. Planet
Bumi sebagai bagian dari Sistem Tata Surya
§ Bentuk dan Ukuran Bumi
Pada zaman dahulu, manusia
beranggapan bahwa bentuk bumi adalah datar dan luasnya tak terhinggga. Namun pada abad ke-6 SM, seorang
pemikir Yunani bernama Pythagoras beranggapan bahwa bentuk
bumi menyerupai bola.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles
meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat.
Keyakinanya itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan. Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya. Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah 12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
Keyakinanya itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan. Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya. Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah 12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
§
Gerak Rotasi Bumi
Gerak bumi yang berputar mengitari
porosnya sendiri disebut gerak rotasi bumi. waktu yang diperlukan bumi untuk
berotasi satu kali mengitari porosnya adalah 1 hari atau 24 jam (tepatnya 23
jam, 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah “arah timur” yaitu dari
barat ke timur. Gerak rotasi bumi yang arahnya ke timur mengakibatkan pada
siang hari matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat, demikian juga
dengan bulan dan bintang di malam hari. Gerak benda-benda langit disebut gerak
harian langit atau sering disebut gerak semu harian. Bintang dalam gerak
hariannya akan kembali pada tempat yang sama di bola langit setelah menempuh
waktu yang sama dengan periode rotasi bumi.
Akibat rotasi bumi terhadap porosnya
yaitu pergantian siang dan malam hari, gerak semu harian benda langit,
pengembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi, dan perbedaan
waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
§
Revolusi Bumi
Satu kali bumi beredar mengelilingi
matahari (berevolusi) diperlukan waktu 365,25 hari atau 1 tahun. Kecepatan
rata-rata bumi dalam berevolusi adalah 30 km/s, sedangkan kecepatan berotasi
adalah 464 m/s.
Revolusi bumi menyebabkan beberapa
peristiwa yaitu pergantian musim di bumi sepanjang tahun; perbedaan lamanya
waktu siang dan malam; terlihatnya rasi bintang yang berbeda setiap bulan, hal
ini karena setiap bulan posisi bumi berbeda dengan bulan sebelumnya sehingga
langit di atas kepala kita pun berbeda akibatnya bintang-bintang yang tampak
jadi berbeda. Kumpulan bintang dengan pola-pola tertentu disebut rasi bintang;
dan adanya gerak semu tahunan matahari. Empat musim di bumi terjadi di
daerah-daerah pada belahan bumi utara dan belahan bumi selatan,
sedangkan di daerah khatulistiwa tidak ada pergantian musim.
E.
Lapisan-lapisan pada
Planet Bumi dan Fungsinya bagi kehidupan Manusia
Lapisan - lapisan Bumi beserta Fungsinya
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6
milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari
sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar
150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya
planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Bumi memiliki 2
macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan lapisan eksternal (luar).
Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi. Sedangkan lapisan luar
merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau benda-benda luar
angkasa lainnya.
Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut:
v Kerak bumi (crush)
Merupakan kulit bumi bagian luar
(permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan
batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat
tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai
1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km
dinamakan litosfer.
v Selimut atau selubung (mantle)
Merupakan lapisan yang terletak di
bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
v Inti bumi (core),
Yang terdiri dari material cair,
dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat
pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar
dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi
berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari
nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa
bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan.
Pengukuran-Pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel
yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi,
tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat
berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu
sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang
sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan
satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu
diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan
suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita
turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang
sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga
lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu
yang berbeda-beda.
Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan
bumi, memberitahukan bahwa kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul
dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan
yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus
padat. Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau
tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai
tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Tujuh lapisan bumi
itu sangat berbeda-beda dari segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya.
Lapisan luar bumi secara keseluruhan
sering disebut atmosfer. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah
planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan
tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun
atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan
tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung
bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah
cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta
kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana
luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer
berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas
nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%),
karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet
dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari
atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
1.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
v Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2
meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung
dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan
laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim
mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam
tanah.
v Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga
lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal
lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan
juga menentukan iklim.
v Lapisan Udara Adveksi (Gerakan
Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan
udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan
udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan
dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
v Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara
lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan
laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni
antara – 46 o C sampai – 80o C pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83
o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang
menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi,
karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan
kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju,
hujan es).
2.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Lapisan udara isoterm; terletak
antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o C sampai -55o C.
b. Lapisan udara panas; terletak antara
35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
c. Lapisan udara campuran teratas;
terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena
pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon,
hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
3.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C.
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C.
4.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a) Lapisan Udara E
Terletak antara 80 – 150 km dengan
rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi.
Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai
sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70o C sampai
+50o C .
b) Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km.
Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
c) Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada
dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini
menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan
cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.
5.
Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
F. Teori tentang terjadinya Planet
Bumi
A. Pengertian
Bumi
Bumi
adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira
250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa
daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun
yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang
terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan
Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian
Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah,
hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini
tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
B.
PEMBENTUKAN BUMI
Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi :
1.
Teori Kabut(Nebula)
Sejak
jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah
satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori
Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat
gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar
gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula
ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
- Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
- Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
- Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
2.
Teori
Planetisimal
Pada
awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli
astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang
ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan
matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas
bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut
melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya
lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya
gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena
pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal.
Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya
membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
3.
Tori Pasang Surut Gas(Tidal)
Teori
ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi).
Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada
tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar
yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang
besar itu.
Dalam
lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
4.
Teori Bintang Kembar
Teori ini
dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu
bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang
tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan
ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang
yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi
berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi
Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Ø Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi,
yaitu:
Ø Awalnya,
bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
Ø Pembentukan
perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
Ø Bumi
terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi.
Bukti
penting lain bagi Big
Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam
berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan
dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala
bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang
adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam
semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Sumber :
- http://intanayuda8.wordpress.com/2013/04/14/ruang-lingkup-ipa-alam-semesta-html/
- http://abdulaziz002.blogspot.com/2013/03/teori-pembentukan-alam-semesta.html
- http://a2bayu.wordpress.com/materi/
- http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-teori-tata-surya.html
- http://www.g-excess.com/bumi-sebagai-planet-dalam-tata-surya/
- http://sharahsepingganiswr.blogspot.com/2012/03/lapisan-lapisan-bumi-beserta-fungsinya.html
- http://softilmu.blogspot.com/2014/01/sejarah-terbentuknya-bumi.html