kemajuan dan penerapan bioteknologi tanaman pada tanaman
pangan
Kemajuan
dan penerapan bioteknologi tanaman tidak terlepas dari tanaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia
termasuk kebutuhan nutrisi, kemajuan bioteknologi telah mewarnai trend produksi
pangan dunia.
Padi
saat ini masih merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian prioritas
utama untuk teknik biologi molekuler dan transgenik saat ini masih diutamakan
pada padi. Selain karena merupakan tanaman pangan utama, padi memiliki genom dengan ukuran tertentu,
sehingga dapat digunakan sebagai tanaman model utama. Selain padi tanaman
pangan yang telah banyak mendapat sentuhan bioteknologi adalah kentang.
Bioteknologi
Tumbuhan Kentang
Tanaman
pangan dunia yang tidak kalah penting adalah kentang. Seperti halnya
padi, kentang juga menjadi komoditas utama yang menjadi obyek penerapan
bioteknologi tanaman. Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan
dalam produksi kentang. Baik dalam teknik penyediaan bibit, pemuliaan
kentang, hingga rekayasa genetika untuk meningkatkan sifat-sifat unggul
kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan
telah banyak digunakan. Teknik kultur jaringan memungkinkan petani
mendapatkan bibit dalam jumlah besar yang identik dengan induknya .
Teknik kultur
jaringan juga dapat digunakan untuk menghasilkan umbi mikro (microtuber)
.Produksi kentang dari umbi mikro dan umbi konvensional menurut penelitian
tidak berbeda nyata. Skema produksi bibit kentang melalui teknik kultur
jaringan Umbi mikro kentang Selain itu teknik kultur jaringan
pada tanaman kentang juga bermanfaat terutama untuk preservasi in vitro,
fusi protoplas dan membantu dalam seleksi pada skema pemuliaan tanaman.
Pemuliaan kentang dilakukan untuk meningkatkan sifat-sifat unggul dan
menambah sifat baru sesuai kondisi yang diharapkan. Salah satu kendala utama
produksi kentang adalah serangan penyakit yang tinggi sehingga pemuliaan
kentang sering diarahkan untuk meningkatkan tingkat ketahanan tanaman terhadap
penyakit. Jika dilakukan secara konvensional diperlukan sedikitnya
15 tahun untuk menghasilkan kultivar baru. Hal ini terjadi karena kentang
komersial pada umumnya adalah tetraploid sehingga persilangan kentang akan
menghasilkan keragaman yang sangat tinggi. Untuk mengatasi permasalahan
ini teknik seleksi awal dengan teknik in vitro telah dilakukan serta
dapat juga dilakukan melalui marker assisted breeding (MAS).
Untuk meningkatkan sifat ketahanan dan sifat lain pendekatan rekayasa genetika
juga telah dilakukan melalui fusi protoplast dan tranformasi genetik.
Contoh
pemanfaatan teknik transformasi agrobacterium pada tanaman kentang adalah
dengan menyisipkan gen dari spesies liar yaitu Rpi-blb, Rpi-blb2 yang dapat
meningkatkan ketahanan terhadap Phytopthora infestans . Kentang tersebut
dinamakan dengan kultivar Kathadin. Contoh lain adalah kentang
dengan kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang goreng dan
kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit
minyak ketika digoreng. Kentang ini dirakit dengan rekayasa genetika dengan
menginsert gen dari bakteri ke kentang Russet Burbank. Gen tersebut dapat
meningkatkan kandungan pati umbi yang dihasilkan dan menurunkan penyerapan
minyak sewaktu digoreng. Hal ini dianggap menguntungkan karena dapat
menurunkan biaya produksi sekaligus lebih sehat bagi konsumen. Uji
lapangan kultivar Katahdin terhadap serangan Phytopthora infestans.
Tampak Kathadin lebih tahan dibandingkan dengan kentang kontrol
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar