TUGAS KE 2
NAMA : TRISTANTY RAHAYU
KELAS : 2PA14
NPM : 18513998
1. Penyesuaian diri dan Pertumbuhan
a) Penyesuaian
diri
Salah satu faktor penting dalam
kehidupan manusia.. Manusia menyesuaikan diri baik dalam lingkungan maupun
dalam diri sendiri guna untuk bisa beradaptasi dalam lingkungan mereka serta
untuk mengatasi masalah dalam kehidupan kita semua.
Penyesuaian
diri (self-adjustment) adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental
dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengatasi
ketegangan, frustasi, dan konflik dengan memperhatikan norma atau tuntutan
lingkungan dimana dia hidup (Alexander Schneiders. 1964 : 51). Schneiders juga
memandang bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari empat sudut pandang yaitu
1.
Penyesuaian
diri sebagai adaptasi (adaptation),
2.
Penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas (conformity),
3.
Penyesuaian
diri sebagai usaha penguasaan (mastery) dan,
4.
Perbedaan
individual pada perilaku dan respon yang muncul daro masing-masing individu
dalam menanggapi masalah (individual variation).
Penyesuaian diri merupakan suatu
proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku agar terjadi
hubungan yang selaras antara dirinya dan lingkungannya. Penyesuaian diri mempunyai dua aspek yaitu :
·
penyesuaian
diri pribadi : Penyesuaian individu terhadap dirinya sendiri dan percaya pada
diri sendiri.
·
penyesuaian
diri sosial : Suatu proses yang terjadi dalam lingkungan social tempat individu
hidup dan berinteraksi dengannya.
v
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Penyesuaian Diri
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain (Enung dalam Nofiana, 2010:17):
1.
Faktor
Fisiologis. Struktur jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku
yang penting bagi proses penyesuaian diri
2.
Faktor
Psikologis. Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri antara
lain pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dsb.
v
Konsep
penyesuaian diri Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai
adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh
kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang
memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana
dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi
segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
b) Pertumbuhan
personal
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu
pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu
membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya
terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat
yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga.
Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma
tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam
lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang
harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah
proses yang terus-menerus.
Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan
pertumbuhan yang terjadi sebelumnya. Carl Rogers (1961) menyebutkan 3 aspek
yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
Ø Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
Ø Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
Ø Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
·
Faktor yang mempebgaruhi pertumbuhan
personal :
a. Faktor
biologis Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian,
atau warisan biologis yang sangat kental.
b. Faktor
geografis Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan
nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
c. Faktor
budaya
d. Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
·
Seiring berjalannya waktu, maka
terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar.
a. Aliran
asosiasi Perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan
pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan
sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang
menimbulkan reflektion.
b. Psikologi
gestalt Pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada
manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal
bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
b. Aliran
sosiologi Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari
sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga
dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk
sesamanya.
2.
Stress
A.
Arti
penting stress
Stress adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa cemas,
khawatir, sedih, tertekan, dan merasa terancam karena ada suatu hal atau tujuan
yang tidak bisa tercapai, atau ada hal-hal yang berjalan tidak sesuai dengan
yang diinginkan. Stress yang timbul pada setiap orang bisa berbeda-beda. Suatu
peristiwa bisa membuat seseorang mengalami stress, namun bisa juga hanya
menimbulkan stress ringan. Dampak stress tersebut juga dirasakan berbeda oleh
setiap orang. Sebagian orang ada yang menganggap stress sebagai suatu
tantangan, ada juga yang menganggap stress adalah pembawa kehancuran.
Beberapa tokoh memberikan pengertian terhadap stress:
o
J.
P. Chaplin (kamus lengkap psikologi): stress sebagai satu keadaan tertekan,
baik secara fisik, maupun psikologis
o
Atkinson
(1983): stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka
rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.
B.
Tipe-tipe
stress psikologis
Manusia berespon terhadap stres
secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat memisahkan secara sangat tegas
bentuk-bentuk stres. suatu stress psikologis contohnya kegagalan dalam
mengikuti ujian, sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan fisik seseorang.
Meski demikian, dapat disebutkan beberapa tipe stres psikologis yang terjadi
secara bersamaan diantaranya adalah :
a. Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari
dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam,
tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
b. Konflik
Konflik terjadi ketika kita berada
di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih
kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Konflik dibagi kedalam tiga tipe :
ü Konflik menjauh-menjauh
ü Konflik mendekat-mendekat
ü Konflik mendekat-menjauh
c. Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau
tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya. Contohnya bila kita telah
berjuang keras dalam belajar dan gagal mendapat nilai baik, kita akan mengalami
frustrasi. Atau bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian
terlambat datang kesuatu acara yang penting (misalnya karena jalanan macet)
kita juga dapat merasa frustrasi. Bias juga, bila kita sangat memerlukan
sesuatu (misalnya memerlukan uang untuk bayar kuliah), dan sesuatu itu tidak
dapat diperoleh tentu kita juga akan mengalami frustrasi.
d. Kecemasan
Gelisah, khawatir, takut, phobia dan
perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami
suatu kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa kurang
nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya. Contohnya cemas
ketika akan melakukan presentasi tugas kelompok dikelas.
C.
Symptom
reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan
seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan
terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu
memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
ü Mekanisme
Pertahanan Diri
Indentifikasi adalah suatu cara yang
digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan membuatnya menjadi
kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut.
- Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme
sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan
pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat
agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
- Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku
dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek diluar diri atau
melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah
daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namu n
ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
- Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam
diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita
mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam
pribadinya.
- Reaksi Konversi
Secara singkat mengalihkan koflik ke
alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar saat
menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
- Represi
Represi adalah konflik pikiran,
impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam
tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan
sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
- Supresi
Supresi yaitu menekan konflik impuls
yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal
yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata "Sebaiknya kita
tidak membicarakan hal itu lagi."
- Denial
Denial adalah mekanisme perilaku
penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita
diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
- Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku
seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari
pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena malu maka ia
menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang
menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi,
misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memilki keberanian
untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang
yang ia cintai.
- Negativisme
Perilaku seseorang yang selalu
bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk pertahanan diri untuk
menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk perilaku
agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan
karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D.
Pendekatan
“problem-solving” terhadap stress
Strategi coping yang spontan menghadapi stress :
1. Menghilangkan stres mekanisme
pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazarus penanganan
stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
a.
Coping
yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus
untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh
individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b.
Coping
yang berfokus pada emosi (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk
strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi
stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
2. Strategi penanganan stres dengan
mendekat dan menghindar:
a.
strategi
mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab
stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi
penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
b.
strategi
menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau
meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku,
untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress
3. Berpikir positif dan self-efficacy
Menurut Bandura self-efficacy adalah
sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya
sendiri. Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh
Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki
khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki
pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir
terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang
negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat
mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi,
orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas
rata-rata dapat menjadi yang paling efektif .
4. Sistem dukungan
Menurut East, Gottlieb, O’Brien,
Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar, keterikatan yang dekat dan positif
dengan orang lain terutama dengan keluarga dan teman secara konsisten ditemukan
sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.
Daftar Pustaka :